PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring) masih terus dilakukan sekolah-sekolah di Kota Pekanbaru. Selama PJJ, peserta didik tetap diberikan buku paket dan mendapatkan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Seperti yang dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 31 Pekanbaru. Sekolah tersebut masih terus menjalankan program PJJ dengan membagikan buku paket kepada wali murid agar diberikan kepada anak didik selama sekolah di rumah.
Pantauan Riau Pos, Rabu (6/1) tampak puluhan wali murid silih berganti datang ke salah satu kelas untuk mengambil buku paket pelajaran bagi putra dan putri mereka di rumah.
Meskipun begitu, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum masuk ke ruangan kelas, memakai masker dan menjaga jarak antar sesama wali murid.
Kepala SDN 31 Pekanbaru Siti Zahroh Spd menuturkan, selama masa pembajaran jarak jauh ini dirinya bersama para guru berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada anak bangsa dengan mendidik menggunakan segudang program salah satunya menggunakan media telekomonukasi seperti WhatsApp, Zoom, dan Google Meet.
"Karena melihat banyaknya anak yang tidak memiliki alat komunikasi, kami mencoba memberikan pendidikan dengan pembagikan buku paket kepada orang tua siswa dan nantinya setiap pekan akan dikembalikan berupa tugas sekolah yang telah dikerjakan anak didik di rumah," kata dia.
Sementara itu, Siska, salah seorang wali murid kelas tiga mengaku pembagian buku paket ini sangat berperan penting dalam menambah ilmu pengetahuan serta pembelajaran jarak jauh saat di rumah saja.
"Kita punya grup WhatsApp bersama guru. Nah, biasanya anak itu diberi tugas setiap hari dan kami yang membantu mengerjakannya. Atau secara garis besar 80 persen pekerjaan rumah itu orang tua yang mengerjakan, si anak sibuk main hp dengan konten permainan game," kata dia.
Siska berharap sekolah dan sistem pembelajaran tatap muka dapat segera berlangsung agar para anak-anak yang bersekolah dapat belajar dengan nyaman di sekolahannya lagi sesuai prokes yang telah ditentukan.
"Kalau saya maunya sekolah cepat dibuka. Pusing saya, pekerjaan rumah belum selesai, si anak malah sibuk minta diselesaikan juga tugas sekolahnya," harapnya.(yls)
Laporan : Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)